Selasa, 08 Februari 2011

Suara Lumba-lumba

Semua spesies mamalia laut diketahui mampu membuat suara. Kebanyakkan vokalisasi timbul dari pergerakan udara dari satu daerah ke daerah lainnya. Pada manusia, udara bergerak dari paru-paru dan melintasi pita suara (vocal cord atau vocal folds). Getaran pita suara membuat suatu suara yg kemudian kita tampilkan dalam bentuk kata dan bentuk vokal lainnya. Mamalia laut seperti lumba-lumba memiliki sistem yg berbeda sebab mereka kehilangan pita suara.

Lumba-lumba membuat suara di dalam air

Lumba-lumba suka membuat suara di dalam air maupun di atas air. Lumba-lumba menggunakan kemampuan sonar mereka untuk menghasilkan suara di dalam air. Mereka bisa mengeluarkan yg beragam seperti klik, siulan, dan dengkuran. Suara ini digunakan untuk berkomunikasi dg temannya dan melacak lingkungan sekitar. Kemajuan teknologi dalam penelitian bioacoustic memungkinkan ilmuwan memahami sistem daerah hidung nya. Menurut Dolphin Research Center, ada dua teori yg menjelaskan bagaimana odontocetes membuat suara di dalam air.

Gambar kepala lumba-kumba

Teori pertama menyatakan bahwa kantung udara odontocetes dianggap sebagai "cerminan akustik", jadi suara yg dihasilkan itu berasal dari bagian kecil jaringan lemak, yg berada dibawah lubang udara. Pergerakan udara terakhir di jaringan ini dapat menciptakan tekanan yang mengirimkan gelombang suara ke dalam laut.


Teori lainnya menyatakan bahwa odontocetes menggunakan kantung udara mereka untuk membuat suara didalam air. Kantung kecil ini berada di bawah lubang udara. Ketika mereka keluar permukaan untuk mengambil napas, mereka mengambil sejumlah udara yg akan masuk ke lubang udara mereka. Udara yg dihirup ini akan mengisi kantung dan menyebabkan tekanan untuk membuat suara, artinya kantung itu berfungsi sebagai resonator. Mereka membuat suara dari pergeseran udara belakang dan depan diantara kantung udaranya. Kita bisa membuat suara semacam ini kapanpun saat kita membiarkan udara keluar dari sebuah balon. Suara tersebut kemudian disalurkan melalui lemak didalam melon yg nantinya akan dikeluarkan ke dalam air.


proses lumba-lumba bersuara dari teori ke-2

Kecepatan gelombang suara di dalam air lebih cepat dibandingkan di udara. Gelombang suara yg dikirimkan odontocetes di dalam air memiliki kecepatan 1,5 km/detik atau 0,9 mil per detik, sekitar 5 kali lebih cepat dibandingkan di udara.

Ekolokasi Lumba-lumba


Echolocation atau ekolokasi merupakan lacak gaung seperti yg juga dilakukan kelelawar. Lumba-lumba menggunakan ekolokasi air. Ekolokasi memungkinkan nya untuk mencari benda-benda bawah air dengan memancarkan gelombang suara. Lumba-lumba menghasilkan gelombang suara bernada tinggi atau suara "klik" dari dahi mereka yang mengirimkan sinyal suara ke dalam air. Suara tadi akan memantul dari objek menerimanya sehingga menghasilkan gema. Gema ini membantu lumba-lumba menemukan lokasi objek tadi, bahkan mereka bisa menentukan seberapa jauh obyek berada. Tulang rahang bawahnya menjadi indra penangkap gema tadi. Objek atau hewan bawah air mengirimkan gema yang berbeda, sehingga lumba-lumba dapat membedakan keduanya.



Ekolokasi membantu lumba-lumba tidak hanya menentukan jarak suatu objek tetapi juga tekstur, bentuk dan ukuran objek. Ekolokasi di sini bekerja sangat maksimum karena air merupakan penghantar gelombang suara yang sangat baik, yang dapat mengirimkan suara lima kali lebih cepat dibandingkan di udara.

SONAR

SONAR (SOund NAvigation and Ranging) adalah metode yang digunakan lumba-lumba untuk melacak didalam kegelapan air (saat malam hari atau laut dalam yg tidak ada cahaya). Sebagaimana dijelaskan dalam echolocation, dia menggunakan transmisi suara gema untuk mencari objek. Bahkan dalam kegelapan bawah air, dia masih bisa menemukan makanan dan menghindari tempat-tempat berbahaya. Kalau diperhatikan lumba-lumba menghasilkan dua jenis suara, suara bersiul melengking dan suara "klik". Suara siulan bertindak sebagai alat komunikasi sementara "klik" bertindak sebagai SONAR.

Lumba-lumba membuat suara di atas air


Lumba-lumba terkadang suka muncul ke permukaan

Lumba-lumba mampu mengeluarkan suara ketika mereka tidak berada di dalam air. Kalau diperhatikan lumba-lumba suka bersuara ketika kepala mereka muncul dipermukaan air dalam sebuah pertunjukan air. Dia dapat melakukan ini dengan mendorong udara langsung melalui lubang udara nya. Dia menggunakan otot-otot di dalam lapisan lubang udara mereka untuk memaksa udara keluar dari lubang, menjadikannya seperti sebuah tekanan. Dia juga bisa membuat suara untuk merespon apa yang mereka lihat ketika hendak pergi ke atas air. Lumba-lumba perlu ke permukaan untuk bernapas, yang mungkin mengapa Dia memiliki sistem untuk membuat suara di dalam dan di atas air. Lumba-lumba juga mampu membuat komunikasi lain dg cara menghempaskan sirip atau tubuh mereka ke permukaan air, sehingga timbul suara dan cipratan air.


lumba-lumba juga bisa berkomunikasi dg membuat percikan air

Suara Lumba-lumba sebagai terapi penderita gangguan saraf

LUMBA-lumba termasuk salah satu hewan yang cerdas di dunia. Selain membantu mengarahkan kapal di lautan, para peneliti juga menemukan kalau lumba-lumba bisa membantu mereka yang menderita gangguan saraf, khususnya anak-anak autisme. Terapi lumba-lumba (dolphin therapy) diklaim bisa meningkatkan kemampuan berbicara dan keahlian motorik anak-anak penderita autisme.


Terapi ini dimulai oleh antropolog Dr Betsy Smith di awal tahun 70-an setelah melihat efek terapis lumba-lumba pada saudaranya yang mengalami gangguan saraf. Selanjutnya terapi ini dikembangkan oleh Dr Nathanson di the Dolphin Human Therapy centre di Florida, AmeriKa.

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas sensori anak. Dalam program yang berlangsung di kolam renang dengan lumba-lumba ini, terapis akan membantu anak-anak autisme. Anak-anak akan diminta untuk berenang, menyentuh, memberi makan atau mengelus-elus hewan tersebut. Selanjutnya terapis akan bekerja dan membantu pada area tertentu seperti berbicara, bertingkah dan keahlian motorik. Terapis akan mendisain program sesuai dengan kebutuhan anak.

Terapi lumba-lumba ini tidak bisa menyembuhkan sepenuhnya. Tetapi bisa meredakan beberapa gejala autisme dengan cara menguatkan proses penyembuhan mereka. Para peneliti yang mengambil sampel darah sebelum dan sesudah anak melakukan terapi menemukan adanya perubahan hormon endorphin dan enzim-enzim serta T-cells. Akan tetapi, proses perubahan ini, menurut peneliti, belum diketahui penyebab pastinya.

Penelitian mengenai lumba-lumba dan autisme terus dilakuan, tetapi para ilmuwan juga telah menemukan beberapa hipotesis bahwa menyatu dan bermain dengan lumba-lumba akan membangkitkan respon emosional yang mendalam dan memicu pelepasan perasaan dan emosi yang mendalam. para peneliti meyakini, anak-anak lebih responsif terhadap terapi karena mereka bermain di lingkungan yang menyenangkan. Selain itu, lumba-lumba dinyatakan bisa merasakan area yang tidak berfungsi penuh dan trauma fisik di tubuh manusia dan mereka memotivasi anak-anak untuk menggunakan area-area ini.

Dari sisi lain, proses pemulihan sama dengan terapi suara. Ritme dan suara vibrasi membantu membangkitkan perubahan mood. Menurut Dr Cole, ketua Aquathought Foundation, berenang dengan lumba-lumba bisa menciptakan perubahan sel-sel psikologi dan jaringan dalam tubuh.

Lumba-lumba, terang Cole, mempunyai sonar alami. Mereka akan memancarkan gelombang ultrasound untuk menentukan lokasi benda dan untuk berkomunikasi. Bunyi yang dikeluarkan lumba-lumba, terang dia lagi, sangat kuat sehingga bisa menyebabkan pembentukan lubang di struktur molekul-molekul cairan dan jaringan lunak.

Cole meyakini bahwa frekuensi sinyal lumba-lumba berpengaruh kuat terhadap otak manusia dengan cara memodifikasi aktivitas gelombang otak. Hasil tes yang dilakukan pada manusia menunjukkan kalau bunyi ini bisa mengubah frekuensi otak manusia dari beta menjadi alpha.

Bunyi ini dapat merangsang otak manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang membuat kedua belahan otak lebih sinkron sehingga komunikasi antara otak kanan dan kiri menjadi jauh lebih baik. Selain itu, terapi lumba-lumba ini juga dinyatakan bisa membuat perubahan emosi yang kuat, menenangkan anak-anak, meningkatkan kemampuan komunikasi dan konsentrasi, memperbaiki fungsi motorik dan koordinasi, membuat kontak mata, senyum, tawa, dan daya sentuh anak semakin baik, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Serta gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmitter.

1 komentar:

  1. anak perempuan saya 2,5 thn tidak tahan mendengar suara lumba2, dia spontan menutup telinganya sambil memejamkan mata seperti orang kesakitan. sehari2nya dia normal, berinteraksi sosial secara wajar dan beraktifitas wajar. padahal waktu lumba2 tsb bersuara orang disekitarnya bahkn saya dan kakaknya biasa saja mendengarnya. tp tidak dengan anak sy yang 2,5 th tsb, kenapa ya?

    BalasHapus